Ranah Minang

Ada beberapa hal yang menurutku orang sering salah persepsi mengenai Ranah Minang.

Contoh sederhananya adalah, ketika berada di luar Ranah Minang aku sering ditanya, “Kamu orang Padang, ya?”, aku juga reflek menjawab, “Iya, aku orang Padang.” Padahal sebenarnya bukan. Padang adalah nama ibukota Sumatera Barat. Aku harusnya menjawab, aku orang Minang, karena semua orang yang berasal dari Sumatera Barat belum tentu orang Padang, tapi sudah pasti orang Minang.

Pertanyaan seperti, “Di Padang, kalau mau nikah, cowoknya dibeli ya?” juga sering kudengar. Ini juga keliru. Tidak semua cowok di Minang harus ‘dibeli’. Lha, emangnya cowok itu semacam barang sehingga bisa dibeli? 😛. Sebenarnya di daerah Pariaman, setahuku memang ada istilah cowoknya ‘dibeli’ kalau mau menikah dengan mereka, tapi aku juga tidak terlalu paham mengenai tata cara pembeliannya (nggak pernah ngelirik cowok sana soalnya hahaa). Di Sumatera Barat ada banyak daerah, contohnya Padang, Pariaman, Bukittinggi, Solok, Payakumbuh, Batusangkar dan lain-lain dan setiap daerah adatnya berbeda walaupun juga banyak yang sama. Mungkin seperti Indonesia dengan Bhineka Tunggal Ika. Walaupun ada perbedaan, puncak kebudayaan masing-masing daerah diambil dan dijadikan kebudayaan nasional. Begitu juga di Sumatera Barat. Setiap daerah punya adat sendiri-sendiri. Setahuku, peraturan adat yang hampir sama di seluruh daerah di Sumatera Barat adalah, dilarang menikah sesuku. Di Sumatera Barat sukunya juga banyak, kayak di Indonesia. Ada Koto Piliang, Bodi Chaniago, Cancang, Jambak, Dalimo dan lain-lain (ini kok mulai berasa kayak ngasih materi kuliah Budaya Alam Minangkabau). Orang yang berasal dari suku yang sama dilarang menikah menurut adat, kalau tetep ngotot, siap-siap kena sanksi adat. Setahuku, sanksinya dibuang dari kampung/adat dan harus membayar denda (ngga tau dendanya apa). Berat mamen! Mungkin selamanya bakalan hidup di perantauan. Makanya, anak-anak Minang kayaknya udah paham banget saat diwanti-wanti untuk nggak ngelirik lawan jenis dari suku yang sama. Nggak peduli se”perfect” apa kelihatannya, selama orang itu berasal dari suku yang sama, dia langsung dicoret dari daftar kandidat calon pasangan potensial.

Orang Minang itu pinter berdagang. Ini juga nggak sepenuhnya bener. Buktinya, aku lebih mahir jadi pembeli daripada penjual 😂😂😂

Orang Minang itu suka merantau. Nah, ini kayaknya bener (sekitar 80%). Merantau seperti sudah mengalir dalam darah orang-orang Minang. Laki-laki maupun perempuan memiliki mental yang hampir sama dalam hal merantau. Kebanyakan anak mudanya nggak lagi tinggal di rumah dengan orangtua, mereka hidup di perantauan.

Karena itu buat kamu yang punya pasangan orang Minang, atau ngelirik orang Minang buat dijadiin pasangan seharusnya kamu merasa beruntung karena mereka nggak manja. Kamu harus punya mental rendang supaya bisa tahan hidup di perantauan, apalagi jika nggak ada sanak sodara yang bisa direpotin (percayalah, rendang yang dijual uda-uda nasi padang itu bukan rendang yang sesungguhnya, itu baru adeknya rendang atau calon rendang. Rendang yang sesungguhnya nggak akan basi meskipun nggak kamu angetin selama seminggu). Mereka nggak bakal mewek jika misalnya kamu pergi karena suatu urusan dan terpaksa ditinggal, karena udah biasa mandiri dan jauh dari rumah. Mereka juga jago mengakali gimana supaya nggak tekor di akhir bulan saat keuangan mulai menipis. Terus mereka juga lumayan pinter masak, karena biasanya lidah orang Minang agak susah menerima makanan di luar Minang apalagi yang rasanya diluar nalar (contohnya : daging tapi rasanya manis itu iyuuuh banget 😨), otomatis mereka harus membekali diri dengan kemampuan memasak saat memutuskan merantau (oke, ini murni teoriku aja sih, haha) -karena serius, nggak semua warung dengan label ‘Padang’ itu rasanya kayak masakan Padang, dan lidah orang Minang nggak bisa dibohongi. Terus juga, secara fisik orang Minang itu unyu-unyu, (contohnya akuuhh, yang mau muntah silahkah, gue udah duluan 😂😂). Pokoknya, orang Minang itu recommended banget buat dijadiin pasangan, semacam nikah-able lah hahaa. (Ini kok kesannya kayak mengiklankan diri sendiri secara terselubung, tapi bomat, bodo amat, blog gue ini 😝).

Di perantauan, jika orang Minang ketemu sesama orang Minang, mereka bakalan langsung otomatis ngomong pake Bahasa Minang, nggak peduli di tempat itu lagi banyak orang dari suku lain. Kayaknya ini semacam peraturan tak tertulis (dari hasil pengamatanku selama ini). Pas dulu di kantor, aku sering diteriakin “Roaming, ngomong apaan sih ngga ngerti!” saat ngomong sama temenku yang juga orang Minang. Entah kenapa, rasanya aneh saat kita tahu itu orang Minang, tapi tetep ngomong pake Bahasa Indonesia (bagiku pribadi), padahal temenku yang orang Jawa kulihat nggak pernah ngomong pake bahasa Jawa meskipun mereka sesama Jawa. Mungkin orang Minang, jiwa Minang-isme nya kelewat tinggi, jadi nggak peduli dimanapun bumi dipijak dan langit dijunjung, mereka tetap pake bahasa ibunya ke sesama orang Minang (atau mungkin, mereka cuma nggak mau dibully pas pulang kampung, gara-gara baru merantau bentar bahasanya udah beda 😂, pas reunian sama temen di liburan lebaran sering nemu kasus kayak begini hahahaa -plis ini bukan tulisan rasis).

Di Sumatera Barat, kamu nggak bakal ketemu Al*amart, Ind*ma**t dan sejenisnya, tapi kamu bakal ketemu toko yang mirip tapi namanya Mellimart, Ulfamart, dan lain-lain (mungkin nanti aku bisa bikin Miamart).

Terus, Sumatera Barat termasuk propinsi di Indonesia yang pembangunannya merata sampai ke daerah pelosok. Jalannya bagus dan bersih, nggak berlobang-lobang, mulus kayak jalan tol. Kota Padang dan Payakumbuh dapat piala adipura untuk kebersihan kota (daerah lain aku kurang tahu).

Apalagi ya? Oya, di Sumatra Barat sekarang banyak tempat yang seru buat foto-foto, kalau kamu anaknya gaul banget dan kekinian, mungkin beberapa tempat ini bisa jadi rekomendasi dan Instagram-able :

image

(Kayak musim gugur ya, ini bukan di luar negeri, tapi di Padang)

image

(Tugu Merpati, abaikan saja seonggok makhluk item yang lagi duduk itu)

image

(Masjid Raya Sumatera Barat, sekali lagi abaikan makhluk item itu)

image

(Ini bukan di Korea, ini di Padang, iyee makhluk item itu ada dimana-mana)

image

(Pantai Muaro Lasak)

Sebenernya, masih banyak tempat lain yang cukup Instagram-able, tapi baru ini yang sempat di foto (intinya sih, baru sempat main ke sini doang 😂). Pokoknya kalau kamu berencana mengeksplor Alam Indonesia, Sumatera Barat layak dimasukkan ke dalam list.

Sedikit tips buat yang berencana main ke Sumatera Barat, tiket pesawat ke Padang lumayan mahal, terutama di saat liburan Idul Fitri atau liburan akhir tahun bisa melonjak tinggi (kayaknya ke daerah lain juga ya). Tapi kalian (kalian, kayak banyak aja yang bakal baca blog ini 😝), bisa mengakalinya dengan memilih rute penerbangan ke Pekanbaru, karena tiket pesawat Jakarta-Pekanbaru jauh lebih murah. Tapi kalau di hari biasa, mungkin harganya tidak jauh berbeda, hanya pinter-pinter nyari promo aja.

Oke. Segitu dulu.

Da!